
Minuman beralkohol memiliki efek terhadap sistem tubuh.
Mengutip WebMD, seiring waktu sistem saraf pusat menyesuaikan dengan alkohol sepanjang waktu.
Tubuh bekerja untuk menjaga otak dalam keadaan yang lebih terjaga.
Ketika kadar alkohol tiba-tiba turun, otak tetap dalam keadaan terjaga.
Kondisi itu yang menyebabkan sindrom withdrawal atau sakau.
Sindrom withdrawal kombinasi efek fisik dan mental yang dialami setelah berhenti menggunakan atau mengurangi asupan zat, seperti alkohol dan obat.
Mengutip Verywell Mind, ada beberapa kiat untuk meminimalkan sindrom withdrawal dalam upaya pemulihan sambil berhenti dari konsumsi zat yang menyebabkan kecanduan.
1.
Bantuan ahli medis Jika seseorang sedang dalam proses pemulihan dan pengawasan dokter, penting untuk mendapat dukungan sosial.
Beri tahu teman atau anggota keluarga tepercaya untuk mendukung selama proses itu.
2.
Makanan bergizi Berfokus mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Makanan yang digoreng, berlemak, atau manis rentan menyebabkan kondisi tubuh memburuk 3.
Latihan Coba untuk melakukan beberapa aktivitas fisik setiap hari.
Peregangan, berjalan, berenang, atau aktivitas lain yang bermanfaat meningkatkan suasana hati.
4.
Menjaga asupan cairan Penting menjaga asupan cairan saat proses pemulihan, terutama jika mengalami gejala seperti flu, mual, dan muntah.
5.
Tidur Meskipun dalam proses pemulihan rentan susah tidur, tapi tetap berusaha untuk beristirahat yang cukup.
Berusaha untuk menetapkan jadwal istirahat yang teratur dan kebiasaan tidur yang tepat.
Saat berhenti konsumsi zat kemungkinan gejala ringan hingga berat.
Tergantung seberapa banyak dan lama konsumsi zat.
Setelah berhenti akan ada gejala ringan dimulai sekitar 6 jam setelah memutuskan berhenti.
Gejalanya antara lain, kecemasan, tangan gemetar, sakit kepala, mual, muntah, sulit tidur, berkeringat.
Adapun gejala berat termasuk halusinasi Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.