
Growth faltering atau keterlambatan pertumbuhan adalah kondisi di mana seorang anak tidak berkembang secara optimal dalam hal pertumbuhan fisik, baik dalam hal berat badan, panjang badan, maupun perkembangan lainnya, seperti perkembangan motorik dan kognitif. Secara khusus, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana laju pertumbuhan anak lebih lambat dibandingkan dengan standar pertumbuhan yang diharapkan berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Penyimpangan pertumbuhan ini bisa terjadi pada bayi, balita, maupun anak-anak lebih besar, dan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan atau faktor lingkungan yang memengaruhi tumbuh kembang mereka.
Ciri-Ciri Growth Faltering
Beberapa ciri yang menunjukkan adanya growth faltering pada anak antara lain:
- Berat Badan Tidak Naik Sesuai Usia: Salah satu tanda paling umum adalah berat badan yang tidak meningkat atau bahkan menurun meskipun anak menerima makanan dan gizi yang cukup.
- Tinggi Badan Terhambat: Pada beberapa anak, pertumbuhan tinggi badan yang terhambat juga bisa menjadi indikasi adanya masalah pertumbuhan.
- Kurangnya Perkembangan Motorik dan Kognitif: Anak yang mengalami growth faltering mungkin juga menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar (seperti berjalan) dan keterampilan kognitif dasar (seperti berbicara).
- Penyusutan Massa Otot: Pada beberapa kasus, anak yang mengalami growth faltering dapat kehilangan massa otot yang signifikan.
Penyebab Growth Faltering
Growth faltering dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan kesehatan fisik dan lingkungan anak. Berikut beberapa penyebab umum yang dapat menghambat pertumbuhan anak:
- Malnutrisi: Kekurangan gizi yang disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang atau kurangnya asupan makanan bergizi adalah penyebab utama dari keterlambatan pertumbuhan pada anak. Kekurangan protein, kalori, vitamin, dan mineral dapat memengaruhi perkembangan fisik dan mental anak.
- Penyakit Kronis: Beberapa kondisi medis, seperti gangguan pencernaan (misalnya celiac disease atau intoleransi laktosa), penyakit jantung, atau gangguan metabolisme, dapat memengaruhi penyerapan nutrisi atau memperlambat laju pertumbuhan.
- Infeksi Berulang: Infeksi yang sering atau berkelanjutan (seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi telinga) dapat menyebabkan penurunan berat badan atau gangguan pada pola makan anak, yang berkontribusi pada growth faltering.
- Faktor Psikososial: Stres emosional atau ketegangan dalam lingkungan keluarga, seperti kekerasan rumah tangga atau ketegangan ekonomi, dapat mempengaruhi nafsu makan dan perkembangan psikologis anak. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan anak kehilangan selera makan dan mengurangi asupan gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang yang sehat.
- Prematuritas dan Kelahiran Berat Badan Rendah: Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah cenderung lebih rentan terhadap masalah pertumbuhan, terutama jika mereka tidak menerima perawatan atau gizi yang optimal setelah lahir.
- Gangguan Genetik: Beberapa kelainan genetik, seperti sindrom Turner atau sindrom Prader-Willi, dapat memengaruhi pola pertumbuhan anak secara keseluruhan.
Dampak Growth Faltering
Jika tidak segera ditangani, growth faltering dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan fisik dan mental anak. Beberapa konsekuensi yang dapat terjadi akibat growth faltering antara lain:
- Keterlambatan Perkembangan: Anak yang mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik mungkin juga mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik dan kemampuan berbicara.
- Keterbatasan Kemampuan Kognitif: Kekurangan gizi yang berkelanjutan dapat memengaruhi perkembangan otak anak, yang berdampak pada kemampuan belajar dan pemecahan masalah di kemudian hari.
- Penyakit Kronis: Anak dengan growth faltering juga lebih rentan terhadap penyakit karena sistem imun yang tidak berkembang dengan baik akibat kekurangan gizi.
- Penyusutan Massa Otot: Pada beberapa kasus yang parah, keterlambatan pertumbuhan dapat mengarah pada penurunan massa otot dan penurunan kekuatan fisik.
Penanganan Growth Faltering
Penanganan growth faltering bergantung pada penyebab yang mendasari masalah pertumbuhan tersebut. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pemberian Gizi yang Adekuat: Salah satu langkah pertama yang harus diambil adalah memastikan anak menerima nutrisi yang cukup. Dalam beberapa kasus, perbaikan pola makan dan pemberian suplemen gizi dapat membantu meningkatkan laju pertumbuhan anak.
- Pengobatan Medis: Jika growth faltering disebabkan oleh penyakit atau gangguan medis, maka pengobatan yang sesuai harus diberikan. Ini bisa berupa pengobatan untuk penyakit kronis, terapi untuk gangguan pencernaan, atau pengelolaan infeksi.
- Penyuluhan tentang Perawatan Anak: Dalam beberapa kasus, peran orang tua dan pengasuh sangat penting dalam mendukung perkembangan anak. Memberikan informasi dan dukungan tentang cara-cara merawat anak dengan benar, seperti cara memberi makan yang tepat, dapat memperbaiki kondisi anak.
- Intervensi Psikososial: Jika masalah pertumbuhan terkait dengan stres atau masalah emosional, intervensi untuk memperbaiki lingkungan rumah dan memberikan dukungan psikologis kepada keluarga mungkin diperlukan.
- Pemantauan Rutin: Pemantauan perkembangan anak oleh tenaga medis secara berkala sangat penting untuk memastikan bahwa anak menerima perawatan yang tepat dan bahwa masalah pertumbuhan dapat diidentifikasi sejak dini.
Kesimpulan
Growth faltering adalah kondisi yang harus diwaspadai karena dapat memengaruhi kualitas hidup dan perkembangan anak. Penyebabnya beragam, mulai dari malnutrisi hingga faktor genetik atau penyakit kronis. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk memastikan pertumbuhan yang optimal. Dengan perhatian yang tepat, sebagian besar anak yang mengalami growth faltering dapat kembali tumbuh dengan baik dan mencapai potensi perkembangan mereka secara maksimal.